Minggu, 10 Maret 2019

Ketika Semuanya #BERHENTIDIKAMU (Book Review)

Posted by with No comments
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.. 

Apa buku pertama yang sudah selesai kalian baca di tahun 2019? Sudah selesai baca berapa buku? Kalau gw, baru satu.hehe... Bukan, bukan karena bukunya tebal. Tapi memang gw nya yang lagi fokus sama hal lain, contohnya : kerja, smartphone, nonton drama korea, nonton TV series, dan lain -lain (padahal bilang aja emang lagi males baca.ckckck 😆). Jadi buku pertama yang sudah selesai gw baca di tahun 2019 ini adalah bukunya dr. Gia Pratama yang judulnya #BERHENTIDIKAMU.

Sumber : goodreads

Judul
:
#BERHENTIDIKAMU
Oleh
:
Gia Pratama
Penerbit
:
Mizania
Tanggal Terbit
:
Desember 2018
ISBN
:
978-602-418-183-3
Harga
:
RP 69,000
Beli di
:
Toko Buku Gramedia
Rating
:
3.63 (59 rating Goodreads)

Cerita awal mula gw tahu tentang buku ini adalah dari media sosial twitter. dr Gia Pratama adalah salah satu pengguna aktif dari twitter yang twit-nya lumayan banyak dibaca dan di-share oleh warganet. Sebenarnya di awal-awal gw baca twit-nya pak dokter, gw lebih tertarik pada cerita pengalamannya selama menjalani profesinya sebagai dokter (kalian bisa cek di twitter, ceritanya seru).

Buku #BERHENTIDIKAMU ini bercerita tentang kisah pak dokter untuk menemukan cinta sejatinya a.k.a belahan jiwa a.k.a soulmate a.k.a pasangan halal. Diawali dengan perjalanan umrah dr. Gia ke tanah suci dimana dia memanjatkan doa dan meminta untuk segera dipertemukan dengan jodohnya. Dari perjalanan umrahnya, dia bertemu dengan seorang gadis yang katanya cantik banget mirip sama Alexandra Daddario (itu kata dr. Gia di bukunya). Ending-nya dr. Gia jodoh gak sama si mbak Alexandra Daddario ini? Beli bukunya ya man-teman 😊.

"Sebuah bisul mungkin terkesan remeh. Tapi, pelajarannnya ialah jangan pernah meremehkan hal kecil sekalipun. Karena siapa tahu hal remeh-temeh tersebut membawa kehidupanmu menjadi lebih baik. Saya berhutang pada bisul."
- Gia Pratama, #BERHENTIDIKAMU, 2018

Tapi sesungguhnya kalau kalian mem-follow twitter nya dr. Gia Pratama ini dan sudah membaca thread-nya beliau, gw rasa kalian bakalan tahu kira-kira akhir bukunya seperti apa. Sejujurnya gw udah baca salah satu thread-nya yang menceritakan tentang pertemuan dengan gadis yang diceritakan diawal buku. Jadi selama gw membaca buku ini sampai ke bagian tengah cerita, gw sudah lumayan bisa menebak jalan ceritanya seperti apa. Tapi tetap saja hal ini tidak membuat gw berhenti untuk membaca buku ini, kenapa? Karena dari bagian tengah ke akhir cerita, buku ini cukup bisa membuat gw senyum-senyum sendiri ketika membacanya.

Oh ya, ada lagi hal menarik yang bisa kalian temui di buku ini. Yang pertama adalah perjalanan dr. Gia ke luar negeri. dr. Gia menggambarkan bagaimana suasana dan perjalanan yang dia tempuh bersama keluarganya, dan hal ini cukup membuat gw iri dan ingin pergi kesana. Hal kedua yang menarik adalah (dan tentunya) beberapa cerita tentang pengalaman pak dokter dengan pasien yang dia temui. Yah, mungkin di buku kedua nanti beliau bisa berbagi kisah lebih banyak tentang pekerjaannya sehari-hari di rumah sakit. 

Pelajaran yang bisa di ambil dari buku ini adalah : Jodoh itu benar-benar rahasia Allah. Cerita ketika dr. Gia memanjatkan doa meminta jodoh kepada Allah SWT dan seketika itu pula dia bertemu dengan seorang wanita yang membuatnya terpesona. Kalau di sinetron, sudah pasti mereka jodoh. Tapi disitulah uniknya jalan yang Allah SWT tunjukan ke umatnya. Di buku ini dr. Gia menyatakan bahwa pertemuan yang berakhir pada perpisahan itu bisa dijadikan pelajaran dan pengalaman hidup bagi kita. Dan sedikit tambahan menurut gw, mungkin perpisahan itu membawa kita pada rasa sakit, tapi siapa tahu pertemuan pertama adalah proses yang akan membawa kita ke pertemuan selanjutnya dengan orang lain yang memang ditakdirkan untuk kita (kalian ngerti gak sih maksdunya? gw aja bingung sama kalimat sendiri.. hehe)

So, is it worth to buy? absolutely yes.. Berdasarkan informasi yang gw dapat, buku ini adalah salah satu Best Seller-nya Gramedia. Dan buku yang gw beli ini sudah cetakan ketiga, yang artinya buku ini laris manis di pasaran. Sebenarnya buku ini bisa dipesan melalui DM ke twitter dr. Gia sendiri. Bedanya apa? Kalau pesan lewat twitter, kalian akan mendapatkan tanda tangan dan quote yang ditulis sendiri oleh dr. Gia (terus kenapa gw gak ikutan pesan? gw gak sanggup nunggu sampai bukunya tiba di tangan gw, gw gak sesabar itu kawan 😁) 


OVERVIEW


“Tuhan, semoga Engkau setuju bahwa saya sudah cukup usia untuk mengemban tanggung jawab lebih.
Bukan hanya tanggung jawab kepada diri saya saja, tapi juga kepada seseorang yang Engkau percayai kepada saya hatinya ...

entah siapa dia.

Berikan petunjuk kepada siapa hati ini harus menjaga ....

Saya siap menjaganya ...

dia yang entah ada di mana saat ini,

yang akan kau titipkan untuk menjadi istri saya ....”

Aku sempat menjadi manusia yang kecewa dengan takdir.
Tentang sesuatu yang kuinginkan, tentang dia yang selama ini memenuhi relung hati.
Kepergiannya menghancurkan semua harapan.

Tapi, dunia berputar dengan cepat saat aku sadar,
jika menerima takdir ini adalah hal yang paling benar.
Dan saat itu pula aku menemukan ketenangan jiwa,
poros yang sebenarnya Tuhan telah gariskan untukku.
Rasa sakit yang harus kudapatkan, menempa hati menjadi pemilik hak cintanya.

Dan saat itu juga aku dipertemukan dengan belahan jiwa yang sesungguhnya.



Minggu, 03 Maret 2019

Letter to Myself - Hi Me !!

Posted by with No comments
Assalamualaikum. Hi wi,

It's been a loongggg time. You've been 27 this year, how's that feel? 😁
Bersyukurlah sama Allah karena banyak banget berkah yang udah Allah berikan ke kamu sampai hari ini.

Gimana kabarmu? Dalam satu bulan ini kayaknya badan lagi gak fit banget ya. Demam, flu, sakit perut, mencret, ditabrak mobil, mata kering, macem-macem lah penyakitnya. Satu pertanyaan, apa kamu kurang perhatian sama badanmu sendiri? Memang gak salah jadi orang gemuk, tapi gemuk yang sehat. Mulai sekarang olahragalah, perbanyak gerak, jalan santai, atau mulai ikut zumba lagi (ya ngomong emang enak, tapi kalo sendirian mana seru?).

Sebenernya aku tahu di satu sisi kamu nyaman sama badanmu sendiri. Gimana orang bilang kalau walaupun gemuk tapi kamu segar. Tapi aku juga tahu ada satu waktu dimana kamu mulai gak nyaman ngelihat badanmu di cermin, atau ketika kamu kesulitan nyari baju. Jadi kita harus gimana? Cuma ada 2 pilihan : pertama, ya kamu diet biar lebih sehat lebih kurus. Atau pilihan kedua, kamu harus pede sama dirimu sendiri. Perbaiki sifatmu dan perbaiki agamamu, bukannya itu lebih penting? (We were working on it, I think).

Gimana keluarga? Gimana rasanya delapan tahun tinggal gak bareng-bareng sama anggota keluarga yang komplit? It's really hard at first, kita gak bisa ngerasain lagi duduk di meja makan sama-sama, rumah jadi agak sepi, tanggung jawab bukan hanya ke diri sendiri lagi tapi harus jadi kakak dan partner buat mama, but we could do this, right? Tinggal berdua bikin kita jadi lebih dekat sama mama. Gimana enggak, apa-apa ingetnya mama, mau ngapain ingetnya mama.

But, how about dad? Dulu setiap hari setiap saat papa ada di depan mata. Papa yang kita tau adalah sosok yang bekerja mencari nafkah, gak terlalu dekat karena jarang komunikasi. Tapi sekarang frekuensi ketemu papa cuma sekali seminggu. Yang artinya kita benar-benar punya quality time dan pertemuan kita selalu berarti di setiap minggunya. Now, Dad that I know is a dad who has a great love for his child, his daughters. Rasanya semua jadi lebih baik, sedih memang tapi kita harus menjalani kenyataan yang ada. (Allah gak akan memberi cobaan diluar kemampuan kita, ya kan?)

Kerjaan? Sudah terlalu nyaman dengan kantor yang sekarang? We work in a good company, I admit. Kita masuk ke kantor sebagai anak bawang yang gak tahu apa-apa. Bukan berarti sekarang kamu jadi tahu segalanya, enggak. Tapi dengan sediki pengalaman yang kamu miliki, kamu bisa tahu sampai dimana kemampuanmu dan apa aja yang bisa dan harus kamu lakukan untuk masa depanmu. Dari gak tahu apa-apa kamu jadi sedikit tahu tentang sesuatu. Tapi, apa mau disini terus?

Positifnya, Allah mengabulkan doa kita waktu itu. Ingat gak kamu pernah berdoa semoga mendapatkan tempat kerja yang bisa membuat agamamu lebih baik? this company did that. Dan juga jam kerjanya fleksible, satu kata : zona nyaman. Tapi sepertinya dalam beberapa tahun kedepan kamu harus berpikir soal tempat kerja baru, itupun kalau kamu masih mau mencari ilmu yang lebih dari sekarang (termasuk gaji lebih sih, 😁)

How about your social live? Setelah sekian lama kita sadar bahwa kita adalah tipe orang introvert. Teman yang kamu punya bisa dihitung dengan jari. Mau jalan-jalan pun ketemunya dia lagi dia lagi. It's so hard to claim someone as a bestfriend. Takutnya ketika kita anggap dia sahabat, dia cuma anggap kita teman biasa. Ketakutan yang enggak penting sebenarnya.

Aku tahu kamu berusaha untuk selalu ramah dan baik ke semua orang. That's not make you a good person tho, tapi setidaknya menyenangkan bisa melihat orang lain nyaman berada di sekitar kita. Tapi kadang ada aja orang yang sudah kita perlakukan dengan baik tapi tetap ngomongin kita di belakang. But again that's not your problem, that's their problem. Jadi, gimana caranya punya teman banyak? Agak bingung sih cari jawabannya, karena kita bukan tipikal orang yang bisa basa basi. Kecuali orang yang mau jadi teman kita itu juga berusaha dengan baik.

Last but not least. Kind of hate this topic, but still. Jodoh. "Come on, you're 27 and still single", many people said that. Honestly, you do think about a relationship. Dan diumur segini teman-teman kita sebagian besar sudah menikah bahkan ada yang udah punya anak. Ya, kamu takut untuk telat menikah. Tapi apa harus dipaksakan cari pasangan? Demi satu kata, jadi istri.

Sebenarnya ketakutan terbesar kamu adalah berharap. Berharap ke seseorang, berharap dia jodohmu. Berharap pasangan begini begitu, dan berharap tidak salah pilih karena kamu takut. Makanya berharap janga sama manusia, berharap sama rabb mu aja. Dia yang paling tahu dan dia maha segalanya.

Terima kasih udah jadi wanita hebat selama 27 tahun ini, masih panjang perjalanan kita. Kita harus jadi manusia yang lebih baik, harus jadi hamba yang lebih baik. Bismillah, ada Allah yang beserta kita.. 😉😊

Hai Meng.. Bye Meng..

Posted by with No comments
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.. 

Hai geng, apa kabar? Gak kerasa tahun 2019 ini sudah mencapai bulan ketiga ya. Emm.. jadi postingan kali ini kalian mau dengar cerita tentang apa? Gw mau cerita sedikit tentang makhluk imut pertama yang jadi teman keluarga gw di rumah, boleh kan? boleh yaa... 😉

Suatu hari pada bulan puasa 2018 datang seekor makhluk lucu ke rumah gw. Kucing betina yang sudah dewasa dengan belang tiga, hitam-putih-orange. Si kucing ini selalu datang setiap hari ke depan rumah gw. Dan seperti tipikal kucing kampung pada umumnya, dia selalu ngorek-ngorek tempat sampah di depan rumah gw untuk mencari makanan. Kalau kami perhatikan, kucing ini selalu mengeong setiap kami lewat yang sudah jelas artinya minta makanan. Akhirnya gw dan nyokap memutuskan untuk memberikan sedikit makanan ke kucing itu (nasi campur lauk apa aja yang ada).

Setelah beberapa hari rutin kami beri makan nasi dan lauk pauk, gw memutuskan untuk membeli makanan kucing kemasan untuk si belang tiga (btw kami memanggil kucing itu dengan panggilan "Meng", ya nama yang sangat tidak kreatif). Jadi lah setiap pagi dan sore Meng kami beri makan, Meng ikut sahur dan buka puasa bareng. Satu minggu sebelum lebaran, Meng datang dengan membawa dua anak kucing lucu ke depan rumah. Singkat cerita, kedua anak kucing ini hilang entah kemana. Gw dengar dari tetangga ada yang membuang salah satu anaknya Meng ke tempat pembuangan sampah (kenapa dia tega banget).

Gak berapa lama, Meng yang ternyata kucing primadona hamil lagi. Gw gak ngerti kenapa dia bunting melulu. Gw dan nyokap akhirnya memberi sedikit perhatian ekstra ke Meng, tapi yang namanya belum pernah punya kucing jadi kami kurang paham tanda-tanda kucing mau melahirkan seperti apa. Setelah browsing di Google, gw tau kalau kucing akan mencari tempat yang hangat untuk melahirkan. Karena peyakit asma yang gw punya, Meng gak kami izinkan untuk masuk ke rumah. Tapi kami tetap menyediakan kardus yang cukup besar di depan rumah dengan banyak baju di dalamnya untuk menjaga Meng tetap hangat.

Ternyata itu gak cukup, suatu hari Meng datang dengan perut yang sudah kempes. Kami gak terlalu sadar akan hal itu, tapi entah kenapa seharian itu Meng mengeong terus. Setelah kami cek ternyata Meng sudah melahirkan, tapi dodolnya doi gak inget dimana bayi-bayi nya dia tinggalkan. Ketika gw buka pintu Meng selalu lari ke dalam rumah dan mengecek dapur untuk mencari anak-anaknya. Hampir dua hari Meng selalu mencari anak-anaknya ke dapur gw, nyokap yang juga pensaran mencari ke sudut-sudut sekitar rumah. Akhirnya anak-anak Meng ditemukan di dapur tetangga gw (Kesimpulannya Meng salah dapur. Doi melahirkan di dapur tetangga tapi nyari anaknya di dapur gw).

Meng - Hana - Hachi

Beberapa hari kemudian gw memutuskan untuk membeli sebuah keranjang besar yang cukup untuk Meng dan kedua anaknya. Gw, nyokap, dan Yana selalu menyempatkan diri untuk melihat Meng dan kedua kucing kecil itu. Mulai dari mereka berebut minum susu, ketika mereka mulai membuka mata di minggu ketiga, ketika mereka mulai berjalan di minggu kelima, sampai ketika kami menyuapi mereka dengan makanan lembek. Tapi ternyata hal ini gak berlangsung lama, gw gak tau kenapa tapi kedua anaknya Meng hilang lagi.

Ketika anak Meng hilang yang kedua kali, Meng lebih sedih lagi. Dia mengeong setiap malam seperti memanggil anak-anaknya. Nyokap juga sempat mencari berdua dengan Meng sampai agak jauh dari rumah tapi gak juga ketemu. Satu minggu setelah kejadian anaknya Meng pergi, doi sudah gak nangis lagi, Tapi mungkin doi masih trauma karena anaknya hilang terus, doi selalu marah setiap ada jantan yang mendekati. Meng itu beneran kucing primadona, banyak banget jantan yang ke rumah gw buat ngajakin doi kawin.

Akhir cerita pada 26 Februari 2019 Meng gak pulang ke rumah. Kami berpikir mungkin doi akan pulang keesokan harinya. Tapi keesokan paginya di waktu biasa kami memberi Meng makan, dia tidak datang dan masih belum datang sampai postingan ini gw buat.

Meng adalah kucing pertama yang bisa dibilang kami "pelihara". Gw yang memiliki penyakit asma ini benar-benar tidak boleh memiliki kontak dengan hewan dan benda berbulu. Dan hal itu membuat gw kurang berani mendekati hewan. Bisa dibilang gw, nyokap, dan Yana sudah benar-benar jatuh cinta sama Meng. Setiap pagi sebelum berangkat gw selalu pamit sama nyokap dan Meng. Malam hari setiap gw pulang kantor Meng selalu bangun dari tidurnya dan mendekati gw. Dan Meng yang selalu menjadi teman nyokap kalo gw lagi gak di rumah, nyokap ke warung diikutin sama Meng, nyokap pulang kerja disambut sama Meng di depan gerbang rumah. Hampir satu tahun Meng melakukan itu dan sekarang ketika dia pergi kami merasa kehilangan.

Dimanapun Meng berada, mudah-mudahan Meng selalu dilindungi Allah. Bagaimanapun, sampai sekarang kami selalu berharap Meng pulang dan menyambut kami di rumah. 😢

Senin, 04 Februari 2019

Masih Tentang Resolusi

Posted by with No comments
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.. 

Happy new year, geng (udah Februari masih ngucapin selamat tahun baru. Hey, ini masih awal tahun kan?). How was your day? Sekarang udah bulan februari sih, tapi kalo masih ngomongin soal resolusi tahun baru gapapa dong ya?

Resolusi. Satu kata yang selalu disebutkan setiap awal tahun yang baru. Biasanya orang-orang membuat goals yang ingin mereka capai di tahun yang baru. Seberapa penting sih "Resolusi Tahun Baru" ini? Ya tergantung masing-masing orang.

Menurut gw orang yang membuat resolusi ini ada tiga tipe: Satu, orang yang mencatat semua resolusinya untuk dicapai dan benar-benar diusahakan dalam satu tahun itu. Dua, orang yang bikin resolusi tapi setelah itu lupa, bodo amat, dan gak inget soal resolusi tahun baru mereka. Tipe ke tiga? Apaan itu resolusi, gak penting.

Tipe yang manakah gw? Hmm.. Di antara ketiga tipe itu sepertinya. Menurut gw resolusi itu gak terlalu penting, toh kalian tinggal jalankan aja keseharian kalian dan lakukan apapun yang kalian inginkan. Gak perlu pake resolusi segala, kan? Tapi terkadang seiring waktu berjalan gw mulai berpikir untuk goals yang mau gw capai sepanjang tahun ini. Tapi ya ujung-ujungnya gw gak terlalu mikirin juga.

Apa saja resolusi gw ditahun 2019 ini? Let me see, gw ingin lebih berkembang lagi di tahun ini. Bukan, ini bukan ngomongin soal badan, okay. Maksudnya gw pengen dapat lebih banyak pengalaman dan pengetahuan di tahun 2019 ini. Out of topic sedikit, akhir tahun kemarin ada perubahan struktur di kantor tempat gw bekerja. Dan di bulan ini gw dapet info kalau manager gw berubah. Manager yang sekarang adalah BA sama seperti gw dan pengalamannya pasti lebih banyak. Ekspektasi gw semakin tinggi soal pekerjaan ini.

Hal lain yang ingin gw kembangkan adalah, kemampuan masak.haha.. Gw orangnya pemalas banget, BANGET. Pengennya gak usah masak tapi makanannya langsung jadi (wanita macam apa gw?). Tapi belakangan ini gw lagi rajin lihat video masak dan browsing resep. Yang gampang aja dulu, siapa tahu nanti bisa punya restoran (resto apaan? Jualan batu?).

Oh, ada satu lagi nih resolusi yang penting : Menyelesaikan semua buku yang belum dibaca. Ya Allah, ini penting banget. Setelah gw hitung-hitung, gw punya banyak banget buku yang belum dibaca dan buku-buku itu berserakan dimana-mana. Ada yang sudah dibaca sedikit, belum dibaca sama sekali, bahkan yang lebih parah ada yang masih di bungkus. Kalau dipikir-pikir ngapain gw beli itu buku kalo gw gak baca ya? Pemborosan. Eits, bukan cuma buku fisik yang gw punya. Ada banyak juga ebook yang udah di donlot tapi belum dibaca. Pokoknya tahun ini gw gak boleh beli buku baru sebelum semua buku gw selesai gw baca. Titik.

Sekian resolusi gak penting gw ini. Akankah gw mencapai semuanya, kita lihat saja nanti. Oh ya, gimana dengan kalian yang kebetulan baca postingan gak penting gw ini? Apa resolusi kalian? Gw harap resolusi itu bisa membawa kalian menjadi orang yang lebih baik lagi, apapun itu.

Minggu, 29 Juli 2018

Secangkir Kopi dan Pencakar Langit (Book Review)

Posted by with No comments
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.. 

Review kali ini lagi-lagi adalah buku karya penulis wattpad, Aqessa Aninda atau @fairywoodpaperink dengan judul "Secangkir Kopi dan Pencakar Langit". Buku ini sebenernya sudah tamat di versi wattpadnya. Kemudian naik cetak dalam bentuk buku, cerita yang ada di wattpad kemudian dihapus.

Sumber : wattpad

Pertama kali baca sinopsisnya gw pikir tokoh utama buku ini adalah Satrya, karena hampir 50% sinopsis menceritakan soal Satrya. 40% soal Athaya, dan Ghilman hanya beberapa kata.

Inti cerita adalah kisah cinta segitiga Satrya-Athaya-Ghilman yang bekerja disebuah perusahaan di Jakarta. Athaya yang katanya cewek cantik pinter udah kayak perawan di sarang penyamunnya divisi IT. Sedangkan Ghilman dan Satrya yang katanya cowok ganteng yang pada akhirnya rebutan Athaya.

Sebenarnya cerita di buku ini simple banget, dicintai atau mencintai. Ketika Athaya memutuskan untuk mencintai, dia bersedia menunggu Ghilman. Dan ketika Athaya mencoba untuk dicintai, dia berusaha untuk membalas cinta Satrya. Kira-kira Athaya jadinya sama siapa? Yuklah dibeli bukunya.


Judul:SECANGKIR KOPI DAN PENCAKAR LANGIT
Oleh:Aqessa Aninda
Penerbit:Elex Media Komputindo
Tanggal Terbit:Juni 2016
ISBN:978-602-02-8759-1
Halaman:352
Lebar x Panjang:12.5 cm x 19.5 cm
Harga:RP 59,800
Beli di:Toko Buku Gramedia
Rating:3.96 (447 rating Goodreads)

Buku ini memang berpusat pada Satrya-Athaya-Ghilman, tapi tentu saja ada tokoh-tokoh lain yang diciptakan oleh penulis dalam rangka menghidupkan suasana perkantoran di Jakarta. Contohnya geng cowok Ganesh, Radhian, Aldi, Davintara, dan Fajar yang hobby banget ngegodain cewek-cewek apalagi Athaya. Mungkin sebagian orang berpikir kalau ini gak penting, tapi pada kenyataanya cowok-cowok IT memang seperti itu (pengalaman kerja di IT Consultant 😁). Dunia IT yang akrab dengan laki-laki mungkin bisa dibilang seperti padang tandus buat mereka, gersang (hahahaha). Dan kalau ada cewek yang enak dilihat disana, mereka mirip kayak kucing rebutan ikan asing. Kadang asal njeblak dan kurang disaring (tapi tetap gak melampaui norma kesopanan ya). 😂

Yang agak gak masuk akal di buku ini adalah penggambaran tokoh-tokoh yang katanya ganteng, cantik, kemeja slim fit, rok pendek, dan high heels. Mungkin memang itu yang orang pikirkan soal pegawai kantoran, tapi bidang IT gak kayak gitu kakaaa...😁 Hasil pengelihatan gw selama beberapa tahun bekerja di bidang IT, cowok-cowoknya itu gak se-modis itu, yang penting mereka pakai kemeja-celana bahan-sepatu, udah kelar. Untuk yang cewek malah jarang yang pakai rok pendek dan high heels tinggi kayak enggrang, mungkin hanya segelintir, karena yang lain lebih nyaman dengan celana panjang bahkan rok panjang.

So, is it worth to buy? I would say yes. Gw baca buku ini pas banget waktu lagi sakit dan ditinggal sendirian di rumah dan karena capek tidur melulu. Gak kerasa bukunya habis cuma dalam beberapa jam. Kenapa bisa secepat itu? Karena bahasanya ringan, penggambaran cerita, tokoh, suasananya gak ribet, dan kalimatnya mudah dicerna.

Mulai penasaran? Baca sinopsis di bawah dulu ya.. 😉


OVERVIEW

Satrya nggak munafik, first impression seorang laki-laki terhadap perempuan pasti tampilan fisik dulu sebelum inner beauty. Namun teori itu terbantahkan ketika Satrya tanpa sengaja meminta bantuan Athaya, seorang IT system analyst yang begitu passionate dengan profesinya, dan juga dijaga habis-habisan sama cowok-cowok IT yang pada sayang sama 'dedek' mereka ini. Satrya bisa memilih cewek cantik mana saja untuk didekati—penampilan Satrya memang mampu bikin cewek-cewek melirik sekilas kepadanya. Tapi, ia memilih Athaya. Sedangkan Athaya diam-diam sudah lama memendam rasa pada Ghilman. Masalahnya... Ghilman sudah punya pacar.

Di tengah-tengah business district nomor satunya Jakarta, kopi, rokok, meeting, report, after office hour, cowok-cowok rapi dengan kemeja slim fit, kaki jenjang cewek-cewek dengan heels tujuh sentimeter, ada sepotong kisah cinta segitiga antara Athaya, Satrya, dan Ghilman. Siapakah yang akan Athaya pilih? Satrya yang menarik dan fun atau Ghilman yang baik hati serta gesture-nya yang selalu bikin jantung Athaya deg-degan? Benarkan dicintai rasanya lebih menyenangkan daripada mencintai?

Selasa, 10 Juli 2018

Rentang Kisah by Gita Savitri (Book Review)

Posted by with No comments
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.. 

Beberapa hari sebelum lebaran kemarin, gw menyempatkan diri untuk mampir ke salah satu tempat favorite gw yaitu toko buku. Seperti biasa, I have no idea what book that I want to buy. Dan seperti biasa lagi, gw muterin itu toko buku dari ujung ke ujung. Di salah satu deretan buku karangan William Shakespeare, ada buku Rentang Kisah ini.

Sumber : gagasmedia

Judul:Rentang Kisah
Oleh:Gita Savitri Devi
Penerbit:Gagasmedia
Tanggal Terbit:September 2017
ISBN:978-979-780-903-4
Halaman:216 hlmn
Lebar x Panjang:13 cm x 19 cm
Harga:RP 65,000
Beli di:Toko Buku Gramedia
Rating:3.89 (468 rating Goodreads)

Gw baca sinopsis belakangnya dan berpikir: oke, buku ini agak berat. gak ada lucu-lucunya. Gw adalah salah satu subscribernya Gita Savitri di Youtube. Cuma subscriber baru, tapi gw udah menonton beberapa videonya apalagi video-video "Beropini" nya dan gw mengambil kesimpulan kalo dia adalah orang yang berpikir kritis. Jadi wajar kalau bukunya aja se-serius itu.

Gw mencari ada dimana tumpukan buku ini, karena buku ini hanya ada satu di rak yang tadi. Akhirnya gw minta tolong ke petugas toko bukunya. Setelah melihat database buku, ternyata stoknya tinggal 8. Kalo bukunya tinggal dikit berarti laku, bisa jadi bukunya bagus, pikir gw. Akhirnya gw minta diambilin sama mbaknya dan gw belilah buku tersebut.

Seperti judulnya "Rentang Kisah", buku ini isinya ya kisahnya si Gita Savitri ini. Bagaimana dia berproses dari anak remaja keras kepala menjadi orang dewasa yang mungkin masih keras kepala. Sebagian besar buku berlatar di Jerman tempat dia menjalankan kuliah S1 nya. Dia menceritakan bagaimana proses dia bisa memutuskan untuk kuliah di Jerman, usahanya untuk masuk kuliah di sana, dan cerita kesehariannya disana.

Ada pula kisah bagaimana dia mendapatkan hidayah disana. Dia bukan mualaf, she is born as a Muslim. Tapi lahir sebagai muslim tidak serta merta membuat dia menjadi seorang muslimah yang sempurna. Yang menarik adalah kisah bagaimana dia belajar lebih banyak tentang agama yang dia bawa sejak lahir itu, menjadi muslimah yang lebih baik, bahkan bisa sampai mendukung orang terdekatnya menjadi seorang mualaf. Hal ini mengingatkan gw akan nasehat seorang Ustad, "Untuk menguatkan iman kita, gak ada salahnya membaca atau mendengar kisah hijrah seseorang." Dan cerita Gita Savitri akhirnya masuk ke dalam salah satu list gw.

"Banyak yang bilang, dunia adalah tempat manusia berlomba-lomba. Perlombaan apa yang sedang kita ikuti"

- Gita Savitri Devi, Rentang Kisah, 2017

So, is it worth to buy? I would say yes.. Buku ini inspiratif, iya. Buku ini bagus, iya. Tapi untuk kalian yang lebih suka cerita fiksi, mungkin bisa lihat-lihat ke rak yang lain dulu. Tapi kalau beli buku ini, gw rasa kalian gak akan menyesal.

Mau beli? Boleh dibaca dulu nih sinopsisnya.. 😉


OVERVIEW

Apa tujuan hidupmu?
Kalau itu ditanyakan kepadaku saat remaja, aku pasti nggak bisa
menjawabnya. Jangankan tujuan hidup, cara belajar yang benar saja aku nggak tahu. Setiap hari aku ke sekolah lebih suka bertemu teman-teman dan bermain kartu. Aku nggak tahu apa yang menjadi passion-ku. Aku sekadar menjalani apa yang ibu pilihkan untukku—termasuk melanjutkan kuliah di Jerman.

Tentu bukan keputusan mudah untuk hidup mandiri di negara baru. Selama 7 tahun tinggal di Jerman, banyak kendala aku alami; bahasa Jerman yang belum fasih membuat proses perkuliahan menjadi berat, hingga uang yang pas-pasan membuatku harus mengatur waktu antara kuliah dan kerja sambilan.

Semua proses yang sulit itu telah mengubahku; jadi mengenal diri sendiri, mengenal agamaku, dan memahami untuk apa aku ada di dunia. Buatku, kini hidup tak lagi sama, bukan hanya tentang aku, aku, dan aku. Tapi juga, tentang orangtua, orang lain, dan yang paling penting mensyukuri semua hal yang sudah Tuhan berikan.

The purpose to live a happy life is to always be grateful and don’t forget the magic word: ikhlas, ikhlas, ikhlas.


Selasa, 19 Juni 2018

Garis Waktu - Sebuah Perjalanan Menghapus Luka (Book Review)

Posted by with No comments
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.. 

Ada yang kenal Fiersa Besari disini? Mungkin bukan kenal ya, tapi tau postingannya di twitter atau pernah denger laguu-lagu ciptaannya. Puitis? Ya pasti. Sama dengan buku "Garis Waktu" ini, satu kata begitu pertama kali membaca halaman pertamanya : puitis.

Sumber : mediakita

Judul:garis waktu
Oleh:Fiersa Besari
Penerbit:mediakita
Tanggal Terbit:September 2016
ISBN:978-979-794-525-1
Halaman:iv + 212 hlmn
Lebar x Panjang:13 cm x 19 cm
Harga:RP 58,000
Beli di:Toko Buku Gramedia
Rating:4.29 (1,534 rating Goodreads)

"Garis Waktu" berkisah tentang "Aku" sebagai tokoh utama dengan prosesnya ketika jatuh cinta kepada "Kamu" (iya, kamuu..😄) Di buku ini kita bisa menyelami kisah si "Aku" ketika dia baru merasakan jatuh cinta kepada si "Kamu", ketika mereka jadi sepasang kekasih, ketika mereka putus, bahkan sampai dengan proses hingga luka patah hatinya itu sembuh. Kisah ini terjadi dari April tahun pertama hingga Maret tahun kelima (gilak lama banget galaunya)

Yang menarik dari buku ini adalah bagaimana Fiersa Besari bisa menuangkan kisahnya menjadi puitis yang gak lebay dan mudah kita mengerti. Tapi yang namanya kisah yang disajikan dalam bentuk prosa, kalau yang baca lagi galau bisa jadi tambah galau. Tidak lupa penulis memberikan kutipan-kutipan seperti berikut yang disetiap akhir bab.

"Cinta bukan melepas, tapi merelakan.
Bukan memaksa, tapi memperjuangkan.
Bukan menyerah, tapi mengikhlas.
Bukan merantai, tapi memberi sayap."
- Fiersa Besari, garis waktu, 2016

Kalau gw pribadi masih kurang cocok sama buku tipe seperti ini. Kenapa? Karena buat gw buku ini masih terlalu puitis (apa karna gw gak punya hati jadi kurang cocok sama yang puitis?). Buktinya gw butuh waktu beberapa lama untuk menyelesaikan buku yang gak terlalu tebal ini. Bukan karena bukunya kurang bagus, tapi lebih karena gw nya yang gampang bosan.

So, is it worth to buy? maybe yes, but no for me. Kalau kalian adalah remaja atau orang dewasa yang sedang jatuh cinta atau galau, mungkin bisa menikmati buku ini dengan baik and you should buy this book.

Mau baca sinopsisnya? Ada nih di bawah. 😉


OVERVIEW

Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu untuk selamanya.
Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau terluka dan kehilangan pegangan.
Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau ingin melompat mundur pada titik-titik kenangan tertentu.
Maka, ikhlaskan saja kalau begitu.
Karena sesungguhnya, yang lebih menyakitkan dari melepaskan sesuatu adalah berpegangan pada sesuatu yang menyakitimu secara perlahan.